Senin, 28 November 2011

Zahida Kasmi, Sopir Taksi Wanita Pertama di Pakistan


Seorang wanita Pakistam, Zahida Kasmi muncul sebagai sopir taksi wanita pertama di Pakistan. Pada usia 52 tahun wanita itu telah mengemudikan taksi ke hampir pelosok di Pakistan, dari kawasan sesak di pasar sampai di tengah perkampungan suku asli di pedalaman terpencil di negara itu.

Pada tahun 1992, sewaktu berumur 33 tahun, Zahida yang pada saat itu baru bergelar seorang “Janda” membuat keputusan yang akan mengubah hidupnya dengan menjadi seorang sopir taksi, yang pada saat itu, pekerjaan ini didominasi oleh kaum pejantan Pakistan, dan terkesan aneh dimana perempuan yang menjadi orang bertipe pekerja.

Dilahirkan dari keluarga dan masyarakat yang berfikiran konservatif, dia menentang kedzaliman keluarganya dikarenakan tidak ada pilihan atau sokongan untuk membiayai kehidupan enam orang anaknya.

Zahida mengambil kesempatan untuk menjadi sopir taksi, dengan memangfaatkan batuan pembiayaan dari pemerintah Pakistan yang membolehkan siapa saja membeli sebuah taksi baru dengan angsuran sesuai dengan kemampuan.

Beliau kemudian membeli sebuah taksi kuning dan memandunya setiap pagi di airport Islamabad untuk mengambil penumpang.

130070999178060503
Zahida kasmi bersama taksinya
Pada mulanya, zahida memnyimpan sebuah pistol di dashboard untuk berjaga-jaga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak cukup dengan itu, beliau pun pernah membawa taksi dengan memakai burqa, sejenis pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya.

Mengemudikan taksi du jalan raya Islamabad yang sibuk dan kawasan pedalaman Pakistan mengajarkan Zahida banyak hal tentang negaranya sendiri, dan memupuk rasa nasionalismenya semakin kokoh akan kecintaanya terhadap Pakistan.

Suku pedalaman Pathan di barat laut yang terkenal dengan sifat lelakinya yang bengis dan keras kepala, melayani Zahida dengan sopan santun sepanjang perjalanannya. Bagaimanapun pekerjaan Zahida, anak-anak perempuanya tidak berminat melanjutkan pekerjaan sang ibu, karena masing-masing saat ini telah berkeluarga.



Sumber : Kompasiana

Malaysia Luncurkan Taksi Khusus Wanita


Kuala Lumpur - Kaum hawa di Malaysia kini tidak perlu khawatir mengenai keselamatan mereka jika ingin pulang naik taksi pada malam hari. Sebab Pemerintah Malaysia meluncurkan taksi khusus untuk wanita.

Wakil Menteri Wanita, Keluarga, dan Pembangunan Masyarakat Malaysia, Senator Datuk Heng Seai Kie, mengatakan wanita pengguna taksi kini bisa menikmati kenyamanan dan keamanan dengan taksi khusus wanita tersebut. “Taksi-taksi ini bakal dikemudikan sopir wanita dan diperuntukkan wanita yang bepergian sendirian atau bersama anak-anak dan manusia lanjut usia,” ujar Heng setelah peluncuran taksi tersebut di Terminal Transportasi Terintegrasi Bandar Tasik Selatan, Sabtu, 26 November 2011.

Menurut Heng, untuk mendapat layanan taksi tersebut pengguna bisa langsung menelepon nomor perusahaan taksi. Ada tiga perusahaan yang ikut dalam program tersebut: Destination Transport, Zalnas Sdn Bhd, serta Koperasi Pengangkutan Putrajaya dan Cyberjaya.

Heng berharap perusahaan taksi lainnya bisa ikut memberikan layanan taksi khusus untuk wanita.

“Saat ini kami punya 50 sopir taksi wanita dan kami menganjurkan wanita-wanita lainnya ikut serta terutama bagi ibu yang menjadi orang tua tunggal, ibu rumah tangga, dan pensiunan,” ujar Heng.

Menurut Heng, bekerja sebagai sopir taksi memiliki jam kerja yang fleksibel dan bisa dilakukan penuh waktu ataupun paruh waktu.

Dia berharap secara bertahap 400 sopir taksi wanita bisa beroperasi di Klang Valley.

Program taksi khusus wanita tersebut diluncurkan untuk mengurangi angka kekerasan terhadap wanita. Menurut Heng, di Malaysia, 10 wanita per hari menjadi korban kekerasan.



Sumber : Tempo

Kamis, 24 November 2011

Kisah Seorang Yahudi Mencari Taksi

Ilustrasi

Di sebuah surat kabar nasional saya pernah membaca sebuah kisah yang bagi saya menarik dan bisa dijadikan contoh bagus bagi perkembangan ekonomi Indonesia khususnya perkembangan dunia Usaha dan Blanja di Indonesia. Sehingga dalam catatan ini, layak bila saya critakan kembali kepada anda semua.

Suatu ketika ada seorang yahudi yang berdiri di pinggiran sebuah kota di Amerika. Tangannya melambai-lambai berusaha memanggil taksi agar mau berhenti.

Setiap kali dia memanggil taksi, selalu saja ada taksi yang berhenti dihadapan dia.Setelah taksi berhenti  si yahudi berbicara kepada supir taksi, dan beberapa siaat kemudian taksi itu pergi tanpa si Yahudi ikut di dalam taksi tersebut.

Setelah taksi pergi, kembali si yahudi melambaikan tangan untuk kembali memanggil taksi untuk berhenti. Dan kesekian kalinya ada taksi yang berhenti. Lalu prosesnya sama, si yahudi berbicara kepada supir taksi lalu taksi pun kembali pergi tanpa si yahudi. Begitu terus hingga beberapa kali.

Melihat hal itu, tersirat sebuah keanehan. Untuk apa si yahudi memanggil taksi bila dia tidak pergi bersama taksi yang dipanggilnya. Seolah dia hanya buang-buang waktu berdiri di pingggir jalan untuk memanggil taksi. Seperti tidak ada hal lain yang lebih penting di dunia ini selain memanggil taksi.

Selidik punya selidik, ternyata si yahudi ketika memanggil taksi memang dia membutuhkan taksi karena ingin pergi ke suatu tempat. Tapi dia selalu bertanya kepada setiap sopir taksi yang berhenti didepannya sebelum si yahudi naik kedalam taksi.Pertanyaannya ke pada sopir taksi : "apakah pemilik Taksi ini adalah seorang Yahudi??"

Begitu seterusnya. Setiap jawaban sopir taksi adalah "tidak" maka dia rela membuang waktunya untuk mencari taksi lain yang pemiliknya adalah yahudi.

Bayangkan, dari kejadian ini terlihat jelas bagaimana Bangsa Yahudi membangun perekonomiannya. Mereka begitu fanatik kepada bangsa mereka, saudara sebangsa mereka, sampai produk yang dihasilkan oleh mereka.

Disinilah letak kekuatan bangsa Yahudi sehingga mereka mampu menguasai setiap lini perekonomian dunia.

Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia? ataukah bagaimana dengan diri kita?

Apakah kita mau melakukan hal yang sama seperti si yahudi. Rela membuang energinya demi membeli produk yang dihasilkan oleh anak Bangsanya?

Bayangkan bila kita semua memiliki kefanatikan yang sama terhadap produk dalam negeri sendiri. Kita hanya mau membeli produk yang dihasilkan oleh tangan-tangan bangsa Indonesia sendiri bukan yang lain.

Saya yakin ekonomi Indonesia akan lebih cepat pulih dan permasalahan perekonomian bangsa semakin cepat terselesaikan.

Lapangan pekerjaan semakin terbuka karena para pengusaha Lokal bergairah menghasilkan produk-produk berkualitas yang mampu dijual dan MAU dibeli oleh bangsa sendiri. Karena lapangan pekerjaan terbuka, maka pengangguran semakin sedikit sehingga tidak perlu jauh-jauh mencari nafkah sebagai TKI di negeri orang. Dan semakin sedikit pengangguran maka semakin hilangnya kejahatan.

Jepang dan Cina sudah membuktikan, kecintaan kepada produk sendiri mampu membangkitkan ekonomi mereka. Bahkan di Jepang harga Produk buatan negeri sendiri jauh lebih mahal tetapi masyarakat Jepang tetap mau membeli produk negeri sendiri.

Hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil, pasti bisa bila kita mau memulai dari sekarang. Sehingga tidak berlebihan bila saat ini setiap mau belanja anda bertanya "apakah ini produk Indonesia??"



Sumber :  ja-jp




Sopir Taksi Sweeping Penumpang Bluebird

Sejumlah sopir yang melakukan sweeping menurunkan penumpang armada Bluebird PD 050 yang keluar dari Bandara Internasional SMB II Palembang, Rabu (23/11/2011).

Palembang - Dua taksi Bluebird kedapatan membawa penumpang dari dalam (menjemput) dan dipaksa menurunkan penumpang di pintu keluar tiket parkir Bandara Internasional SMB II Palembang, Rabu (23/11/2011).

Salah satunya yang terpantau Sripoku.com armada dengan nomor lambung PD 050 yang membawa seorang wanita berjilbab coklat berjaket kulit membawa dua tas. Satu tas jinjing berwana pink dan travel bag hitam.  

Wanita ini pun terlihat ketakutan bercampur bingung kenapa dirinya dipaksa turun dari taksi bluebird yang ditumpanginya. Ia pun sempat menjawab saat ditanya para sopir bagaiman ia bisa ikut bluebird dari dalam bandara.

"Saya stop dan saya pun naik. Saya mau pulang ke Sukabangun," ujar wanita yang akhirnya diangkut naik taksi bandara berwarna abu-abu Primkopau.

Puluhan sopir taksi Balido dari Koperasi PT Angkasa Pura II (Persero) Palembang dan Primkopau dari Koperasi TNI AU sejak pukul 09.00 melakukan aksi mogok ngetem di depan kantor Balido bahkan hingga ke tepi jalan pintu masuk bandara.

Ramainya armada dan berkumpulnya awak penjual jasa transportasi bandara ini menyedot perhatian kontingen SEA Games XXVI yang hendak naik pesawat. Bahkan beberapa mobil pejabat yang lewat pun sempat memperpelan lajunya kendaraan di pintu masuk tiket parkir bandara.

"Biarlah kami berkorban tidak narik (mengangkut penumpang, red) hari ini sejak pukul 09.00 tadi, asalkan bluebird bisa disingkirkan dari bandara. Bila perlu disingkirkan dari Palembang. Kami seluruh sopir bandara sudah siap," cetus para sopir dengan nada berapi-api.

Melihat masih adanya oknum sopir bluebird yang menaikkan penumpang dari terminal bandara, para sopir ini memperingatkan untuk tidak memancing emosinya.

"Hari ini saja sudah dua yang kedapatan ngangkut penumpang dari dalam. Apabila sudah diperingatkan masih juga, apa boleh buat. Berarti memencing terjadinya anarkhis. Mungkin dilihatnya karena selama SEA Games ini. Jangan tulis nama kami, tulis saja semua sopir bandara dari Balido dan Primkopau," ujarnya lagi.

Menurut mereka, aksi yang dilakukan puluhan sopir bandara ini menuntut agar Blue Bird tidak boleh mengambil penumpang dari dalam bandara yang selama ini merupakan lahan mereka.

Tiga perwakilan sopir dari operator taksi Balido dan tiga dari perwakilan taksi Primkopau pun menemui GM PT Angkasa Pura II (Persero) Palembang Yon Sugiono di kantornya.

"Pertemuannya sudah selesai kita carikan solusi kabaikannya. Kalau Pak GM sifatnya memfasilitasi sarana umum. Harus sama-sama menerima, gak bisa dipatok, win-win solutionlah. Bersaing pelayanan yang terbaik dan tidak memonopoli," jelas Junior Mabager Personel and General Affair PT Angkasa Pura II (Persero) Palembang.

Sementara Brand Manager Blue Bird Palembang Rudi Alwazan yang dihubungi mengaku sedang di bandara sempat menyangkal taksinya mengambil penumpang dari dalam bandara dan menilainya itu miskomunikasi.

"Tadi jam 12 saya panggil. Menurut driver kita ada tamu dari Grand Zuri diantar bersama LO (Liassion Officer). Setelah drop tamu, pas keluarnya LO kan naik kembali dan argonya pun masih jalan Rp 73 ribu. Saya masih koordinasi dengan Pak Yon. Surat resmi sudah kita pegang. Tapi komersial sedang diurus," aku Rudi.

Namun Rudi mengakui selagi urusan komersial (konter dan parkir blue bird di bandara) yang sedang diproses ini belum selesai, para sopir Bluebird tidak diperkenankan mengambil penumpang dari dalam bandara.



Penulis : Abdul Hafiz
Editor : Vanda Rosetiati
 
 
Sumber : TribunNews

Taksi Bandara Stop Operasional


Palembang – Persoalan para sopir taksi bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II yang tak menerima kehadiran taksi baru “Blue Bird” sepertinya memuncak. 

Kemarin, mereka berdemo. Memarkirkan kendaraannya di samping  pintu masuk Terminal Kargo Bandara SMB II Palembang. 

Sebaliknya, sejumlah sopir yang mengaku dari  Primkopau, Balido, dan Kota itu, berjaga di arah pintu keluar bandara. Menunggu sopir  Blue Bird yang membawa penumpang. Bahkan informasinya, mereka nekad memukuli kendaraan Blue Bird yang mengangkut penumpang keluar dari bandara. “Kita stop operasional mulai hari ini (kemarin) di bandara,” ujar perwakilan ratusan sopir taksi dari Primkopau dan Balido, M Rihan, kepada wartawan, kemarin.  
 
 Ia mengaku, tidak akan berhenti melakukan aksi sebelum Blue Bird memutuskan tidak operasional di bandara. “Mau satu atau dua hari, bahkan sampai bulanan kita akan melakukan aksi kalau Blue Bird tidak dihentikan. Kalau bisa juga di wilayah Kota Palembang tidak operasional. Kita juga menunggu keputusan dari kepala cabang kita,” cetusnya. 

Menurut Rihan, sejak beberapa bulan terakhir, pendapatan mereka mengalami penurunan. Sebab, operasionalnya Bus Rapid Transmusi (BRT) di Bandara SMB II juga ikut menyebabkan penurunan tersebut. “Sekarang mau ditambah operasional Blue Bird di bandara, penghasilan kita pasti turun.”

 Sejak di launching lalu, tambah dia, Blue Bird sudah masuk bandara. Ia mengaku, pendapatan mereka turun drastis. “Sejak mereka masuk sebelum SEA Games di bandara, sekitar 30 persen penghasilan kita turun. Kami memohon dengan sangat, Blue Bird jangan operasional di bandara, termasuk di Palembang,” jelasnya.

Namun, ia tak mempersoalkan saat SEA Games lalu Blue Bird operasional.   Hanya, usai even internasional tersebut Metropolis kembali sepi. “Jadi, kalau mereka tetap operasional, kita nggak kebagian penumpang lagi,” ungkapnya seraya mengatakan operasionalnya Blue Bird merusak pasaran angkutan taksi di bandara dan angkutan lain. 

“Kita juga prihatin dengan tukang becak dan ojek karena Blue Bird ini operasional,” tambahnya. Ia memisalkan, tukang becak dan ojek tak akan mendapatkan penumpang karena menggunakan Blue Bird lebih murah. Dari PS (Palembang Square)-PIM (Palembang Indah Mall) biasa mereka mendapat Rp10 ribu-Rp15 ribu, tapi menggunakan Blue Bird cukup membayar Rp7 ribu. 

“Karena Blue Bird menggunakan tarif argo, tidak berdasarkan penentuan tarif minimal,” bebernya. Katanya, bila Blue Bird masih operasional di bandara mereka bakal bertindak anarkis. “Akan kami hancurkan, karena sudah merusak mata pencaharian kami,” tambah Rihan.

Dikatakan, pihaknya kepada penumpang yang menggunakan jasanya ditentukan dengan tarif minimal. Sedangkan Blue Bird tanpa tarif minimal, namun dengan argo. “Kita biasanya dari bandara ke kota Rp45-Rp50 ribu. Tapi, kita nego dengan penumpang, apakah mau tarif minimal atau argo. Faktanya, kebanyakan penumpang bertanya berapa tarifnya ke tempat ini.”

 Ia menambahkahn, sengaja tidak menggunakan argo karena hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit. “Kita tetap menyediakan argo sama halnya dengan Blue Bird, buka pintu Rp5 ribu dan perkilometernya Rp2.500. Tapi, kalau kami seperti itu (argo, red), bagaimana mau bayar setoran? Makanya, kami pakai tarif minimal,” jelasnya yang diamini rekannya yang lain. 

Ia mengaku, pihaknya mengambil kendaraan taksi tersebut secara kredit dari koperasi. Biaya perbulan berkisar Rp4-Rp5 juta. Bila menggunakan argo, ia memastikan tidak akan tercapai karena dengan argo menuju ke kota hanya Rp25-Rp35 ribu. 

Pantauan Sumatera Ekspres, beberapa Blue Bird terlihat keluar masuk bandara. Pengemudinya mengantarkan pengguna jasa ke bandara, tapi langsung keluar tanpa membawa penumpang. Tampak juga taksi lain yang operasional mengangkut penumpang dari Primkopau. 

Setelah mengantar, taksi ini bersama rekannya yang lain kumpul. Saat bersebelahan dengan Blue Bird, pengemudi ini saling lihat. Namun, tak ada percekcokan di antara mereka. Saat Blue Bird keluar, mereka menjadi perhatian dari beberapa sopir taksi yang melakukan aksi mogok. Bahkan, mereka memeriksa isi kursi belakang dan samping sopir Blue Bird tersebut. 

Jamaludin, pria asal Bangka Belitung yang baru mendarat di Bandara SMB II Palembang mengaku heran tak ada taksi yang menawarkan jasa angkutan kepadanya. Padahal, ia harus mengejar travel tujuan Jambi pukul 13.00 WIB. “Kalau nggak ada taksi susah juga, apalagi harus mengejar waktu ke Jambi,” bebernya saat ditemui pukul 12.15 WIB.  

Ia mengaku, kepergiannya ke Jambi karena ingin melihat keluarganya yang masuk rumah sakit di Jambi. Bahkan, kesannya terburu-buru karena orang tua yang sakit tersebut berasal dari Maluku juga ingin melihat keadaan anaknya. “Karena nggak bisa siang, kita terpaksa berangkat nanti malam (semalam, red),” tambahnya. 

Namun, ia juga menyalahkan pihak taksi yang melakukan aksi mogok. Pasalnya, tak semua orang berduit yang turun dari bandara. “Kalau orang kaya nggak masalah main tembak harga atau tanpa argo. Tapi, kalau orang yang ekonominya pas-pasan kan kasihan kalau ditentukan harga. Setidaknya menggunakan argo saja,” ungkapnya.

Yon Sugiono, General Manager PT Angkasa Pura (AP) II mengaku tidak tahu adanya aksi mogok dari para sopir taksi yang mangkal di Bandara SMB II Palembang. “Saya nggak tahu, nggak ada laporan ke saya. Memang dimana?” ujar Yon saat dihubungi koran ini. 

Kepala Security PT AP II, Darso mengungkapkan, aksi mogok operasional yang dilakukan para sopir taksi yang mangkal di Bandara SMB II sudah diredam. “Sudah diredam tadi oleh Pak GM, pada intinya Blue Bird boleh masuk,” ungkap Darso.

Katanya, mereka sudah dikumpulkan dan diberikan saran-saran dalam menghadapi persoalan ini. “Yang jelas, mereka harus berani memperbaiki pelayanan dan menghadapi tantangan. Kenapa harus takut? Kalau kita punya pelayanan baik pasti dipakai,” bebernya. 

Dari hasil pertemuan tersebut ia mengatakan, PT AP II tak mempunyai hak dan wewenang untuk melarang Blue Bird masuk ke kawasannya. “Kita nggak punya kewenangan melarang, mereka punya hak untuk masuk karena resmi izin dari Dishub. Apalagi, transportasi memang dibutuhkan di bandara kalau pelayanan baik akan diacri penumpang,” imbuhnya. 
 
 


Senin, 14 November 2011

Schumi Mengambil Alih Taksi


Juara dunia tujuh kali balap Formula Satu Michael Schumacher terpaksa mengambil alih kemudi taksi agar sampai di bandar udara tepat waktu. Hal itu terjadi di Coburg, Jerman. Seperti dilaporkan The Daily Telegraph, Kamis, 10 November 2011, sopir taksi bernama Tuncer Yilmaz menyaksikan pembalap berjulukan Scumi itu mengajarinya bagaimana mengendarai mobil dengan benar.

“Saya duduk di bangku penumpang. Sungguh sangat ganjil. Tapi, sungguh luar biasa melihat Schumi berada di belakang kemudi,” ujar Yilmaz kepada surat kabar Jerman Muenchner Abendzeitung.

Schumacher, 38 tahun, yang tinggal di Swiss, menuju sebuah lapangan terbang di Coburg pada Sabtu, 5 November 2011. Ia meminta taksi ke Gehuelz terlebih dahulu untuk mengambil seekor anak anjing baru.

Ketika memasuki kilometer 30 dalam perjalanan kembali ke Coburg, Schumi merasa waktunya tinggal beberapa menit lagi. Dengan sopan ia meminta izin kepada Yilmaz untuk mengambil alih kemudi. Yilmaz pun mengiyakan saja.

Bersama istri, kedua anaknya, dan anak anjing gembala Australia bernama Ed, Schumi melarikan mobil Opel Vivaro itu menuju bandara. Menurut Yilmaz, Schumi menyetir dengan kecepatan penuh. Mobil itu memiliki batas kecepatan hingga 163 kilometer per jam.

“Ia menyetir dengan kecepatan penuh dan menyalip mobil di tempat-tempat yang sulit dipercaya,” kata Yilmaz. Schumi pun memberi tip 100 euro kepada Yilmaz di luar ongkos taksi yang 60 euro.



Sumber : Tempo

Kamis, 10 November 2011

Saat Inflasi Bebani Rakyat China


Bagi sopir taksi di Shanghai seperti Nie Haiming, mengais rezeki di jalan sekarang sungguh menyiksa. Sehari-hari Nie harus berhadapan dengan kemacetan jalan, harga bensin yang mahal, jam kerja yang panjang, 20 jam sehari, hingga penumpang yang sering membayar ongkos kurang. Hidup menjadi begitu terasa pahit.

Seperti sopir taksi lainnya, dalam sehari Nie mengitari jalan-jalan kota di China hingga 300 mil (480 kilometer) dengan penghasilan per bulan sekitar 3.000 - 4.000 yuan atau setara 450 - 600 dollar AS. Bagi Nie, penghasilan tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kehidupannya di tengah laju infl asi yang tinggi.

"Pekerjaan ini sangat melelahkan. Kadang pada malam hari saya kelelahan hingga menabrak trotoar," ungkap Nie.

Upah yang buruk di tengah lonjakan harga bahan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) telah menggerakkan roda inflasi di China. Dikurung oleh ketidakberdayaan, para sopir taksi malang seperti Nie pun hanya bisa mengumpat dan membuang keluhan mereka di jalan.

Ironisnya, meski digencet upah yang buruk dan laju inflasi yang menggila, jumlah sopir taksi di Shanghai tidak berkurang. Seiring dengan melambungnya ekonomi China yang dibarengi lonjakan infl asi, para sopir taksi tersebut harus berjuang melawan tingginya biaya hidup saat ini.

Bersama 100.000 orang sopir taksi lainnya, Nie acap begadang untuk mendapat tambahan uang lembur. Bagi Nie, yang keseharian diisi dengan kerja keras, holiday alias liburan hanyalah sebuah lamunan kosong.

Semenjak laju inflasi terus merangkak naik, biaya hidup sekarang semakin mahal. Melalui hasil jajak pendapat yang dilakukan Traffic Radio di Beijing, untuk bisa memenuhi kebutuhan perut, seseorang harus bekerja rata-rata 11 - 13 jam dalam sehari. "Saya menjadi sopir taksi sudah 12 tahun dan setiap tahun kondisi semakin sulit," kata Tang Aimei, 47 tahun, satu dari sedikit sopir taksi wanita di China

Inflasi BBM

Tang bekerja untuk Qiangsheng, sebuah perusahaan taksi terkemuka di Shanghai. Selama lebih dari satu dekade bekerja, Tang tidak pernah menikmati waktu liburan. Tang kini khawatir bila harga minyak mentah dunia tidak kunjung turun, maka uang setoran taksinya akan naik.

Bagi Tang, lonjakan harga minyak mentah dunia sangat dirasakan. Setiap hari, Tang harus merogoh kocek hingga 300 yuan hingga 350 yuan hanya untuk membeli bensin. Dua tahun lalu, Tang hanya menghabiskan 200 yuan untuk membeli bensin.

"Pemerintah tidak memedulikan kami, mereka tidak menstabilkan harga bahan bakar," kata Tang. Pemerintah pusat sebetulnya telah memberikan izin kepada sopir taksi untuk menaikkan tarif 12 yuan sampai 14 yuan. Sayangnya, Tang menilai usulan pemerintah itu kurang jitu karena hanya membuat penumpang mereka berkurang.



Sumber : Koran Jakarta

300 Taksi Mewah Siap Antar Delegasi VIP SEA Games

Taksi mewah untuk mengantar delegasi SEA Games

Ratusan taksi Mercedes-Benz berwarna hitam dengan stiker P1 berlatar biru dengan tulisan Sea Games XXVI stand by di parkiran pintu keluar Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (9/11/2011).

"Ini bukan untuk atlet, tapi untuk delegasi VIP dari negara peserta SEA Games", ucap Edi (38) sopir taksi Silver Bird kepada Tribunnews.com di depan Hotel Sultan.

Semua pengemudi taksi mewah ini memang diminta panitia untuk standby di hotel-hotel tempat tamu istimewa menginap, seperti The Continental dan The Sultan Hotel.

"kalau jalan kami dikawal polisi dari mulai berangkat sampai tempat tujuan, jadi enggak akan kena macet", lanjut Edi.

Soal pembayaran pengemudi taksi ini tidak menggunakan argonya saat berjalan, melainkan di sewa oleh panitia Sea Games Jakarta.




Sumber : TribunNews

Penumpang di Bandara Kesulitan Mendapat Taksi


Palembang - Penumpang di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II (SMB II), Palembang, mengeluh karena jumlah taksi tidak memadai . Akibatnya, penumpang harus antre berjam-jam untuk mendapat taksi.

Wydiastati mengatakan dirinya tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Rabu pagi. Ia mengaku sudah menunggu taksi selama satu jam. Namun, taksi itu tidak kunjung muncul. Akhirnya, ia menggunakan jasa taksi gelap.

“Seharusnya kondisi seperti ini harus diantisipasi oleh pihak bandara sebelum SEA Games. Kami enggak mau tertahan seperti ini. Jangan sampai penumpang biasa terlupakan akibat fokus ngurusin atlet,” kata Wydiastati, Rabu, 9 November 2011.

Warga Palembang juga mengaku kesulitan mendapatkan taksi. Khoirul yang ditemui di bandara mengatakan dirinya menggunakan ojek ke bandara. "Sebelum ke sini (bandara) saya sudah pesan taksi sama petugas hotel. Tetapi mereka bilang enggak ada taksi ke bandara,” kata Khoirul dengan wajah kesal.

General Manajer PT Angkasa Pura II Yon Sugiono mengakui hanya taksi Primkopau yang bisa masuk bandara. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan pengelola taksi Primkopau untuk mengizinkan armada lain masuk ke bandara sehingga dapat mengatasi penumpukan penumpang. “Akan saya koordinasikan (dengan pengelola taksi Primkopau),” kata Yon Sugiono, Rabu, 9 November 2011.

Sayangnya, Yon Sugiono tidak mengetahui secara pasti jumlah armada taksi yang dikelola oleh koperasi milik TNI Angkatan Udara tersebut.

Pengelola taksi Blue Bird mengatakan mereka siap membantu pihak bandara untuk mengatasi kekurangan armada. Hanya saja, diakui oleh Blue Bird bila hingga kini pihaknya belum mendapatkan izin untuk masuk bandara.

“Kami tidak bisa masuk bandara karena hingga kini hanya satu yang bisa beroperasi di sana. Tetapi, kapanpun dibutuhkan, kami siap membantu,” ujar Teguh Wijayanto, Head Of PR Bluebird. Taksi Blue Bird sudah menyiapkan sekitar 50 unit taksi untuk beroperasi membantu pihak pengelola bandara.



Sumber : Tempo

Rabu, 09 November 2011

Taksi Blue Bird : Culture Shock Taksi Medan


Sudah hampir 3 bulan ini, lalu lintas kota medan di meriahkan oleh provider sarana transportasi yang baru. Untuk jenis taksi, seperti kita ketahui sebelumnya masih belum banyak yang hadi di kota medan. Express Taksi, Matra Taksi, Kostar yang unitnya rata rata sudah cocok untuk di museumkan, dan Taksi Bandara yang jauh dekat dimulai dari Rp.30.000,-

Blue bird mewarnai dunia transportasi kota medan dengan menghadirkan cara baru dengan management yang profesional dan terjangkau bagi semua kalangan.

Kenapa Blue Bird ?

Secara pribadi Blue Bird taksi bukanlah hal yang baru. Tidak di kota medan yang rata rata di atur dengan pelayanan yang mungkin jauh dari kata profesional. Berikut ini adalah nilai positif yang bisa menjadi tolak ukur, mengapa dengan Blue Bird transportasi di kota medan menjadi meriah.
  • Available For Call
    Kalau suatu saat butuh. Bisa di Call. Tinggal pencet 061-8461234 untuk nomor taksi blue bird Medan. Mau pesen langsung, dan atau telepon sekarang buat besok juga bisa! Untuk Saya yang hobi ketiduran dan ketinggalan flight, Pelayanan ini bisa dijadikan nilai tambah yang sangat penting! Disuruh nunggu juga gak masalah. Dan tentunya, argo taksi jalan setelah kita naik dan mobil mulai berjalan.

  • Driver yang Bersih dan Ramah.
    Rasanya belum pernah saya temui Driver Taksi selain Blue Bird yang meminta izin untuk memulai argo taksi selain Blue Bird. Setidaknya tidak di kota Medan :D . Pernah suatu ketika saya menggunakan jasa Taksi di Kota Medan. baru masuk sudah tercium Drivernya udah bau badan. *Settttttttttttttttttttttttttttttttttttt dahhh…*

  • Unit Kendaraan yang Baru
    Berbeda dengan taksi yang lain. Bukan hanya karena pelayanan nya yang baru di Kota Medan. Tapi dibanding dengan taksi yang lain seperti Taksi Express, Taksi Matra dan atau Taksi Bandara, Taksi Blue Bird masih baru… Tapi santai, Taksi Blue Bird gak bau Mobil baru koq :P 

  • Pelayanan yang Murah.
    Ini yang paling penting! Harga memang tidak bohong, ada juga yang bilang harga murah itu relatif. Tapi fakta berkata lain di sini, di Kota Medan. Saya pernah melakukan sedikit perbandingan antara Taksi dengan Becak Motor. Kalau naik becak motor jauh dekat bisa 15-20 ribu. Dengan blue bird, perjalanan di kota medan menjadi sangat murah! Tidak sampai 20 ribu sudah dapet taksi dan gak kena deb.
Dan masih banyak lagi alasan yang mungkin pernah saya rasakan dan tidak / belum bisa saya tuliskan disini. Tapi sejauh ini, Saya benar benar tidak pernah di kecewakan pelayanan blue bird. Malah setiap nelepon, mereka langsung tanya nama Saya, dan ingin dijemput dimana.. Wow! Sudah bikin database rupanya :) Sama seperti Taksi Orenz yang biasa saya pakai di kota surabaya.

Semua hal hal diatas mungkin memberikan dampak yang positif bagi para pengguna jasa transportasi pada umumnya dan Taksi pada khususnya. Namun, selayaknya perubahan, Culture Shock juga terjadi disini. Bukan sekali dua kali Supir Taksi Blue Bird membuka cerita bahwa intimidasi terjadi baik kepada layanan blue bird, maupun driver sendiri. Mungkin cuma waktu yang bisa menjawab ;) 

Go Go Go Blue Bird Go!


Sumber : Ngemeng

Pengemudi Taksi Itu Mengajari Saya Cara Melayani Konsumen


Saya punya kenalan, seorang sopir taksi di Semarang. Dia sudah menjalani profesi sebagai sopir taksi itu selama lebih dari 30 tahun. Sekarang dia punya rumah, juga punya mobil, yang dibelinya dengan penghasilan sebagai sopir taksi. Artinya, dia hidup cukup layak dari profesinya itu.

Perkenalan kami terjadi secara tidak sengaja ketika saya kebetulan sedang tugas lapangan di daerah Semarang dan sekitarnya. Saya naik taksi, dan kebetulan Pak Zaenal –nama beliau– yang mengemudikan taksi itu. Orangnya sudah cukup tua, mungkin sekitar 60 tahun. Bawa mobilnya enak, halus, tidak gradakan seperti kebanyakan pengemudi usia muda. Entah karena memang begitu gaya mengemudinya, atau karena sudah tua, saya kurang tahu.

Tapi bukan itu yang paling mengesankan saya. Di taksi itu, begitu masuk ke taksi di jok belakang, kita akan segera menemukan air mineral dalam gelas, makanan kecil, permen, dan minyak kayu putih dalam botol kecil. Semua diletakkan di semacam keranjang yang ada di bagian belakang kursi pengemudi.

“Wah, banyak makanan nih, Pak..” kata saya.
“Oh, iya, silakan ambil kalau mau,” jawab pengemudi taksi, yang akhirnya saya tahu namanya adalah (Pak) Zaenal.

“Gratis ya, Pak?” tanya saya, setengah bercanda, karena sebenarnya saya tidak akan keberatan kalau memang harus membayar.

“Oh, betul, gratis..silakan ambil sesukanya,” kata Pak Zaenal sambil terus mengendarai taksinya ke tujuan.

Ternyata Pak Zaenal dengan sengaja menyediakan semua itu untuk orang yang naik taksinya. Sekedar untuk menghilangkan rasa haus, atau melawan kebosanan di tengah perjalanan, atau minyak kayu putih untuk yang sedang kurang enak badan. Hal-hal kecil, memang, tapi saya merasa sangat nyaman dengan itu semua.

“Ini disediakan oleh perusahaan, atau bapak sendiri yang membelinya?” tanya saya agak menyelidik.
“Pakai uang saya sendiri,” jawab Pak Zaenal.

“Lho, bapak gak rugi? Setoran gak terganggu, Pak,” tanya saya lagi.

“Ya tidak, wong itu kan tidak seberapa. Saya belinya juga bukan dari uang setoran, tapi pakai uang tips kalau kebetulan ada yang memberi,” Pak Zaenal menjelaskan. Beliau kemudian bercerita, bahwa hal itu sudah dilakukannya nyaris selama lebih 2/3 kariernya yang panjang sebagai pengemudi taksi, dan itu artinya sudah 20 tahun lebih.

Tak terasa kami sudah sampai di tujuan. Sebelum saya turun dari taksi, Pak Zaenal memberikan kartu nama sederhana, hanya bertuliskan nama dan nomor HP, kalau-kalau suatu saat saya memerlukan jasa beliau lagi.

Saya tidak tahu, berapa banyak sopir taksi yang menggunakan ‘pendekatan’ seperti Pak Zaenal itu. Yang pasti saya sangat terkesan dengan upaya beliau memberikan pelayanan kepada konsumennya. Dan yang pasti pula, sekitar 20 tahun di Jakarta (dan sekitarnya) saya belum pernah bertemu dengan pengemudi taksi yang begitu ‘bersemangat’ melayani konsumen seperti Pak Zaenal di Semarang itu.

Berbekal kartu nama sederhana yang diberikannya, akhirnya saya menjadikan Pak Zaenal langganan taksi saya kalau sedang di Semarang dan sekitarnya. Saya pun dengan senang hari merekomendasikan taksi Pak Zaenal itu ke teman-teman saya yang membutuhkannya.

Juga suatu saat, ketika ibu saya yang sudah sepuh mesti melanjutkan perjalanan dari Jakarta (setelah menempuh perjalanan dengan KA Jakarta-Semarang) ke kota tempat tinggalnya (sekitar 50 km dari Semarang), Pak Zenal sangat membantu. Saya tinggal menelpon beliau, minta supaya menjemput ibu saya di Stasiun Tawang dan mengantarnya sampai ke rumah.  Sangat membantu, karena pada dasarnya ibu saya penakut, dan belum terbiasa naik taksi. Saat ada kesempatan berkunjung ke Semarang, anak-anak saya pun sangat senang naik taksi Pak Zenal itu.

Mungkin terlihat sederhana, tapi terus terang, saya belajar banyak dari Pak Zaenal tentang cara melayani konsumen. Memberikan hal-hal kecil (air mineral, snack, permen, minyak kayu putih), juga kartu nama sederhana, yang bukan hanya membuat konsumen terkesan dengan pelayanannya, tapi juga bisa dengan mudah menghubungi kalau ada keperluan.

Juga, secara tidak langsung, Pak Zaenal memberikan ‘pesan’ kepada saya, bahwa kita bisa hidup layak dari pekerjaan/profesi apa pun, asalkan kita benar-benar menekuni profesi itu, bekerja dengan semangat dan serius, serta tidak melupakan hal-hal ‘kecil’..



Sumber : Kompas

Blue Bird Akan Hadirkan Varian Toyota Alphard Untuk Taksi Barunya

Ilustrasi

Kota Medan tampak masih menjadi tolak ukur beberapa perusahaan untuk berkembang setelah Jakarta, Surabaya dan Bandung. Buktinya, perusahaan transportasi yang sudah cukup dikenal berupa Bluebird, tanpa disangka-sangka akan meluncurkan varian taksi terbaru mereka berjenis Toyota Alphard.

Hal itu diutarakan General Manager Blue Bird Medan Robert Purba, yang menjelaskan awal tahun 2012, sudah bisa dipastikan jenis taksi premium tersebut akan hadir di Medan. Varian taksi Alphard yang memanjakan konsumen tadi, ia katakan juga akan diberi nama Golden Bird, di mana kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya sudah lazim ditemuai taksi seperti itu yang variannya biasanya berjenis mobil Limousine, Mercedesbenz maupun Alphard.


"Sama seperti taksi Blue Bird. Tetapi warnanya hitam dan kita berikan label nama Golden Bird. Sistem kerjanya juga sama, taksi mengelilingi kota dan siapa saja bisa menggunakannya. Tetap kelasnya yang premium, membuat tarifnya dua kali lebih mahal ketimbang taksi yang ada selama ini," ungkapnya, Senin (7/11).

Ditemui di kantornya Jalan Kapten Muslim, Medan, Robert mengaku, untuk saat ini pengadaan varian tadi masih ada di Jakarta dan Surabaya. Medan ia sebutkan akan mulai masuk tahun 2012, karena menunggu momen beroperasinya Bandara Kuala Namu.



Sumber : Tribun

Keren, Interior Nissan NV200 untuk Taksi 2013


Nissan memperkenalkan desain interior NV200 yang telah dipilih untuk taksi Kota New York dan Limousine Commission (TLC) sebagai taksi eksklusif di Kota New York mulai akhir 2013.

"Desain taksi NV200 hasil dari masukan ratusan pemilik taksi dan pengemudinya serta ribuan penumpang dari berbagai kalangan. Mereka berbagi ide-ide dan prioritas ubahan bersama desainer dan insinyur Nissan," ungkap manajemen Nissan.


Adapun fitur interior yang telah diubah seperti ruang bagasi yang bisa memuat barang untuk empat penumpang. Lalu, bagian atas dikasih rel atap. Selain itu, pintu model geser dengan "tangga" untuk masuk dan pegangan pintu agar mudah saat masuk ke dalam.

Penumpang juga disediakan akses untuk USB. Penumpang juga bisa mengontrol sandaran kepala dan penyejuk udara (AC). Sementara itu, bagian lantai rata dan kualitas material interior ditingkatkan.



Sumber : Kompas

Selasa, 01 November 2011

Di Thailand, taksi termewah telah menggunakan Porsche Boxster


Saat ini, di Indonesia ada tiga taksi premium yakni Mercedes-Benz, Toyota Alphard, dan Hyundai Sonata. Namun, semua itu masih jauh dengan apa yang ada di Thailand. Di Thailand, taksi termewah telah menggunakan Porsche Boxster. Siapa saja dapat merasakan nyamannya duduk di mobil super mewah buatan Jerman itu. Negeri Gajah Putih itu merupakan satu-satunya negara yang menggunakan porsche sebagai taksi.

Seperti diketahui, Porsche termasuk mobil sport dengan harga yang sangat mahal. Namun, mobil tersebut kini banyak berkeliaran di jalan raya di Thailand. Perusahaan mana yang berani memakai Porsche sebagai taksi? Sedan sport itu berkeliaran di jalan raya di Thailand bagian dari strategi pemasaran oleh Samsung untuk ponsel terbarunya, Galaxy S II. Dan perusahaan periklanan Wasa sukses melakukan promosi untuk seluler tersebut.

Namun, cara seperti ini bukan yang pertama kali di Thailand. Sebelumnya, operator telepon seluler dari Norwegia melakukan hal serupa. Hanya bukan dengan Porsche, tetapi menggunakan Mitsubishi Lancer Evo IX. Kira-kira berapakah tarif yang akan dikenakan penumpang yang ingin menaiki Porsche tersebut? Tentunya akan berbeda jauh dengan taksi yang menggunakan mobil biasa, karena dilihat dari segi kelasnya juga sudah berbeda jauh.





Taksi Cipaganti Belum Mengantongi Izin Operasi Di Semarang



Rencana pengoperasian lebih dari 100 armada taksi milik perusahaan tour dan travel, PT Cipaganti Citra Graha disoal. Pasalnya, taksi bertaglinekan "The Great Art and Culture of Indonesia" ini belum mengantongi izin operasi.

"Saya dengar peremajaan, izin belum ada kok sudah peremajaan," tutur Wali Kota Semarang Soemarmo HS, Senin (31/10).

Karena itu, kemarin, dia memerintahkan pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) untuk mengecek kebenaran kabar tersebut. Khususnya siapa yang telah mengeluarkan izin operasi taksi Cipaganti.

Pasalnya, selama ini izin usaha Cipaganti di Kota Semarang sebagai perusahaan tour dan travel. Lantas tanpa ada izin, kenapa bisa perusahaan tersebut berekspansi ke perusahaan jasa taksi. "Kita hitung dulu berapa kebutuhan riil taksii di Kota Semarang. Jangan sembarangan memasukkan taksi-taksi seperti itu."

Ditegaskan, dia belum mengetahui bahwa Cipaganti akan berekspansi sebagai operator taksi. Begitu pula dengan pengajuan izin operasi taksi itu belum diterimanya. Dia meminta, bertambahnya izin operator taksi jangan dilihat secara sederhana.

Hal itu perlu dikaji, dan pengusaha jangan berdalih semata-mata karena terdesak. Sementara itu, Kepala Dishubkominfo Kota Ednawan Haryono mengatakan, permohonan izin yang masuk adalah peremajaan sejumlah armada taksi atas nama perusahaan Puri Kencana Grup.

"Permohonan izin ke kami itu peremajaan yang diajukan Puri Kencana. Mungkin mereka menggandeng Cipaganti untuk penyediaan armadanya," terang dia. Menurutnya, operator taksi wajib melakukan peremajaan jika armada tersebut dioperasikan maksimal delapan tahun.

Pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno menilai, dibanding mengeluarkan izin lebih baik Pemkot membantu pengusaha taksi lokal yang terpuruk.



Sumber : Suara Merdeka

Sopir Taksi Kebingungan Membeli Solar

Tribunnewsbatam / ucu rahman

Krisis Solar terus berkepanjangan di Batam. Lagi-lagi pembeli terpaksa harus berbalik arah dengan wajah penuh kekecewaan. Beberapa SPBU masi terlihat memasang Plang yang bertuliskan "Maaf Solar habis".

Dari pantauan Tribunnews Batam di setiap SPBU Senin (31/10) setiap operator mengatakan stok solar datang sering terlambat. Dan juga banyaknya pembeli yang memburu solar menyebabkan solar menjadi semakin langka.

"Solar kadang sampainya sore, dan besoknya langsung habis, biasanya begitu mas," ujar operator SPBU di kawasan Tiban Lama.

Masalah solar yang tak urung selesai ini juga membuat geram para sopir taksi. Karnea dia bekerja sangat tergantung dengan Solar tersebut. Seperti yang di katakan Anwar salah satu sopir taksi yang berbalik arah ketika membaca tulisan yang ada di SPBU tersebut.

"Semenjak solar langka saya sering tidak narik malam, biasanya kalau malam saya sering keluar, kalau sekarang gak bisa lagi," ujar Anwar yang sering

Anwar menambahakan kalau dia paksakan keluar pada malam hari nanti dia tidak bisa narik pagi hari, apalagi pagi itu dia sudah mempunyai langganan tetap. Dia takut nanti kehilangan pelanggan.

"Cari pelanggan di Batam ini susah mas, sekarang biaya untuk Rumah pun terpaksa harus di kurangi, ya mau gimana lagi segitu dapatnya, untung saja istri dirumah bisa ngertiin" tambahnya sambil berlalu.

Iman pengawas SPBU di KDA Batam centre mengatakan antrian terlihat panjang di SPBU ini mulai sejak minyak Belum datang. Walaupun stok solar di SPBU ini tak pernah telat namun Solar cepat abis, Iman juga mengatakan kalau pembeli di SPBU ini hanya boleh membeli sebanyak Rp 200 rb saja. Lebih dari itu tidak boleh. Karena mereka takut kalau nanti dikatakan bermain solar, seperti kasus yang terjadi beberapa wektu lalu.



Sumber : TribunNews

Game Online

Taxi Truck

Play free Games - a game from Driving | Racing Games