![]() |
Noni Purnomo, Vice President Business Development Blue Bird Group. Foto: Sigit Kurniawan |
Kebijakan kenaikan BBM masih terkatung di pemerintah. Tapi, wacana
kenaikan tarif masih menjadi bahan diskusi hangat, khususnya di kalangan
pengusaha angkutan umum, Organda, maupun Kementrian Perhubungan.
Menanggapi kenaikan BBM dan tarif angkutan ini, Blue Bird lebih memilih
mendukung ketimbang menolaknnya.
“Intinya, kami melihat secara umum, subsidi BBM harus dikurangi.
Lebih baik, nilai subsidi dipergunakan untuk membantu pendidikan. Hanya
selama pemerintah mau mengatur tarif, maka harus ada bentuk subsidinya,”
kata Noni Purnomo, Vice President Business Development Blue Bird Group
kepada Marketeers, Senin pagi (07/05/2012).
Bila pemerintah menaikkan harga BBM, sambung Noni, pemerintah
sebaiknya mengantisipasi aneka kenaikan di sektor lainnya. “Di taksi
sendiri, penggunaan BBM sebesar 20-30 persen dari revenue. Cukup besar.
Pada dasarnya, impactnya cukup besar. Besarannya tergantung dari
Organda,” kata Noni.
Usulan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif angkutan 20
persen, bagi Noni, sudah cukup adil. “Yang berat sebenarnya adalah efek
dominonya. Semua naik, termasuk upah pengemudi dan kebutuhannya. Mungkin
bisa jadi demand berkurang, tapi secara keseluruhan langkah tadi sudah
tepat,” imbuh Noni.
Sementara, ini Blue Bird pun masih menunggu kebijakan Organda. “Yang
jelas, kalau BBM naik, tarif juga harus naik. Layanan taksi tetap akan
diperlukan. Dan, kenaikan 20 persen menurut saya tidak terlalu besar.
Semoga masyarakat bisa mengerti. Statement kami dari Blue Bird, BBM
harus naik,” kata Noni.
Sumber : Marketeers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar