“MAU kemana Mas? Bisa saya antar ke tempat tujuan. Kami dari taksi Blue Bird,”sapa Adi Kusno (43), sopir taksi Blue Bird, saat Sripo baru duduk di dalam taksi. Sripo, yang Senin (24/10) sengaja naik taksi di POM IX depan PS Mall, dibukakan pintu oleh sopir.
Setelah Sripo menyebutkan arah tujuan, Adi yang sudah puluhan tahun jadi sopir langsung mengaktifkan mesin argo. Ia memberitahukan, mesin argo akan berjalan dengan tarif Rp 5.000 per kilometer.
“Kalau ditanya enak nggak jadi sopir taksi Blue Bird saya belum bisa jawab mas karena baru dua hari jadi sopir taksi Blue Bird. Belum terasa betul,” ujar sopir kelahiran Desa Meranjat Kabupaten Ogan Ilir (OI) itu.
Baru lima menit berada di dalam taksi, suasana perbincangan antar Sripo dengan sopir pun berlangsung akrab. Adi tidak tampak kesal meskipun jalan macet. Tampak di dashboard kursi sebelah sopir, terpampang dengan jelas kartu identitas sopir berikut nomor registrasi.
Lagu-lagu dari penyanyi kawakan Iwan Fals pun ditembangkan dari tape mobil taksi. Sementara itu suara operator taksi masih terdengar jelas dari radio taksi yang selalu aktif dan posisi terpasang di bawah kemudi setir.
“Saya dulu sopir keluarga pejabat selama tujuh tahun. Ketika saya baca koran ada lowongan menjadi sopir taksi Blue Bird, saya pun langsung melamar. Alhamdulillah setelah melewati berbagai rangkaian tes, saya pun dinyatakan lulus dan langsung dikontrak,” ujar Adi yang bertempat tinggal di kawasan Jakabaring.
Saat sampai Plaju tepatnya di depan Stadion Patra Jaya, Sripo pun mengajak sopir untuk menuju SPBU di depan Lapangan Golf. Di situ ada antrean panjang kendaraan ber-BBM solar. Adi pun dengan cekatan langsung memutarbalikan arah mobil dan bergegas menuju lokasi. Kondisi jalanan yang ramai dapat dituju dengan waktu yang cukup singkat.
Setelah dari SPBU depan Lapangan Golf, Sripo langsung mengajak sopir untuk menelusuri Jl R Soekamto hingga Jl Demang Lebar Daun untuk memantau kondisi beberapa SPBU yang dipenuhi kendaraan yang hendak mengisi BBM solar.
Lebih Murah
Adi berharap, kehadiran taksi Blue Bird bisa mengubah imej bahwa naik taksi itu mahal.
“Kami mementingkan kejujuran, kenyamanan, dan keamanan bagi penumpang. Percayalah kami tidak akan membawa penumpang berputar-putar. Semua sudah diatur dan pakai argo. Malah tarifnya langsung di-print out,”kata Adi.
Ketika ditanyai apakah menjadi sopir taksi Blue Bird bisa memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya, Adi menjawabnya dengan santai kalau rejeki tidak akan kemana-kemana karena sudah diatur Tuhan.
“Setiap hari kami dapat komisi 30 persen dari hasil tarikan penumpang. Yang membuat semangat setiap dua minggu sekali kami dapat intensif. Sebulan sekali dapat bonus. Tapi semuanya ini bergantung pada kinerja sopir,” ujarnya.
Tak terasa hampir dua jam berada di dalam taksi, perjalanan pun dihentikan di tempat semula naik. Adi pun langsung mematikan mesin argo dan memberikan print out sebagai tanda bukti pembayaran perjalanan. Total perjalanan senilai Rp 79.000 dengan spesifikasi jarak 26,483 km, mulai pukul 12.37 sampai pukul 14.12 dan waktu tunggu selama 35 menit 14 detik.
“Terima kasih Mas atas kepercayaanya menggunakan taksi Blue Bird, kalau selama perjalanan kurang memuaskan kami minta maaf. Dan jika mau menggunakan taksi Blue Bird. Telepon ke 361111 atau bisa cegat di jalan,” ujar Adi dengan senyuman lebarnya.
Taksi Blue Bird sudah tiga hari beroperasional di Kota Palembang sejak launching, Sabtu (23/10). Taksi ini dikenali melalui logo burung biru.
Setelah Sripo menyebutkan arah tujuan, Adi yang sudah puluhan tahun jadi sopir langsung mengaktifkan mesin argo. Ia memberitahukan, mesin argo akan berjalan dengan tarif Rp 5.000 per kilometer.
“Kalau ditanya enak nggak jadi sopir taksi Blue Bird saya belum bisa jawab mas karena baru dua hari jadi sopir taksi Blue Bird. Belum terasa betul,” ujar sopir kelahiran Desa Meranjat Kabupaten Ogan Ilir (OI) itu.
Baru lima menit berada di dalam taksi, suasana perbincangan antar Sripo dengan sopir pun berlangsung akrab. Adi tidak tampak kesal meskipun jalan macet. Tampak di dashboard kursi sebelah sopir, terpampang dengan jelas kartu identitas sopir berikut nomor registrasi.
Lagu-lagu dari penyanyi kawakan Iwan Fals pun ditembangkan dari tape mobil taksi. Sementara itu suara operator taksi masih terdengar jelas dari radio taksi yang selalu aktif dan posisi terpasang di bawah kemudi setir.
“Saya dulu sopir keluarga pejabat selama tujuh tahun. Ketika saya baca koran ada lowongan menjadi sopir taksi Blue Bird, saya pun langsung melamar. Alhamdulillah setelah melewati berbagai rangkaian tes, saya pun dinyatakan lulus dan langsung dikontrak,” ujar Adi yang bertempat tinggal di kawasan Jakabaring.
Saat sampai Plaju tepatnya di depan Stadion Patra Jaya, Sripo pun mengajak sopir untuk menuju SPBU di depan Lapangan Golf. Di situ ada antrean panjang kendaraan ber-BBM solar. Adi pun dengan cekatan langsung memutarbalikan arah mobil dan bergegas menuju lokasi. Kondisi jalanan yang ramai dapat dituju dengan waktu yang cukup singkat.
Setelah dari SPBU depan Lapangan Golf, Sripo langsung mengajak sopir untuk menelusuri Jl R Soekamto hingga Jl Demang Lebar Daun untuk memantau kondisi beberapa SPBU yang dipenuhi kendaraan yang hendak mengisi BBM solar.
Lebih Murah
Adi berharap, kehadiran taksi Blue Bird bisa mengubah imej bahwa naik taksi itu mahal.
“Kami mementingkan kejujuran, kenyamanan, dan keamanan bagi penumpang. Percayalah kami tidak akan membawa penumpang berputar-putar. Semua sudah diatur dan pakai argo. Malah tarifnya langsung di-print out,”kata Adi.
Ketika ditanyai apakah menjadi sopir taksi Blue Bird bisa memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya, Adi menjawabnya dengan santai kalau rejeki tidak akan kemana-kemana karena sudah diatur Tuhan.
“Setiap hari kami dapat komisi 30 persen dari hasil tarikan penumpang. Yang membuat semangat setiap dua minggu sekali kami dapat intensif. Sebulan sekali dapat bonus. Tapi semuanya ini bergantung pada kinerja sopir,” ujarnya.
Tak terasa hampir dua jam berada di dalam taksi, perjalanan pun dihentikan di tempat semula naik. Adi pun langsung mematikan mesin argo dan memberikan print out sebagai tanda bukti pembayaran perjalanan. Total perjalanan senilai Rp 79.000 dengan spesifikasi jarak 26,483 km, mulai pukul 12.37 sampai pukul 14.12 dan waktu tunggu selama 35 menit 14 detik.
“Terima kasih Mas atas kepercayaanya menggunakan taksi Blue Bird, kalau selama perjalanan kurang memuaskan kami minta maaf. Dan jika mau menggunakan taksi Blue Bird. Telepon ke 361111 atau bisa cegat di jalan,” ujar Adi dengan senyuman lebarnya.
Taksi Blue Bird sudah tiga hari beroperasional di Kota Palembang sejak launching, Sabtu (23/10). Taksi ini dikenali melalui logo burung biru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar