Senin, 25 Juli 2011

Paguyuban SPPBG


Keberadaan serikat pekerja kerap mengedepankan persoalan yang terkait dengan urusan pekerjaan. Biasanya seputar hak dan kewajiban pegawai dan perusahaan. Urusan anggota keluarga di rumah jarang dipersoalkan.

Tetapi, Serikat Pekerja Perusahaan Blue Bird Group (SPPBG) justru tak melulu membahas soal urusan pekerjaan. Aktivitas pertemuan keluarga anggotanya dan kegiatan sosial masuk dalam agenda tahunannya.

Hingga saat ini, anggota SPPBG mencapai lebih dari 30.000 orang, terdiri dari pengemudi dan staf. Menurut H Teguh Winarno, Ketua Umum SPPBG, persoalan hak dan kewajiban karyawan di perusahaan sudah tidak ada persoalan. Misalnya, adanya tunjangan bea siswa bagi anak-anak anggota SPPBG, mulai dari SMA, D3, sampai S1. Begitu pula dengan bantuan pinjaman lunak, cicilan sepeda motor, sampai pergi haji ke Makkah.

“Untuk pergi haji kami seratus persen ditanggung bagi yang terpilih, tahun ini ada 8 orang,” tegasnya kepada Warta Kota, Rabu (6/7).

Atas dasar itulah, lanjut Teguh, kegiatan diperluas ke acara silaturahmi keluarga dengan mengadakan beberapa pertemuan antaranggota keluarga. Bisa tergantung momentum, seperti Hari Raya Idul Fitri atau Natal, atau juga dalam pertemuan arisan.

Teguh Winarno yang didampingi Heru Prasetyo (Pembina Pengemudi), dan Eric Sibarani (Sekretaris Umum SPPBG) menambahkan, selain memberi ruang pertemuan antaranggota keluarga, pihaknya juga telah mendirikan paguyuban bernama Paguyuban Sosial Perusahaan Bluebird Grup (PSPBG). Menurut Heru, paguyuban ini yang memberikan bentuk kepedulian terhadap kesusahan anggotanya dan untuk kegiatan sosial ke masyarakat yang membutuhkan.

“Di PSPBG kami ada iuran Rp 1.000 setiap kali masuk kerja. Dari Rp 1.000 itu Rp 150 untuk asuransi, Rp 350 untuk purnabakti dan Rp 500 untuk paguyuban. Jumlah yang terkumpul kini sudah sekitar Rp 2 miliar lebih. Dana Rp 2 miliar itu untuk para pengemudi dan keluarga bila tertimpa musibah dan kebutuhan sosial lainnya,” kata Eric Sibarani.

Kegiatan sosial yang dilakukan di antaranya menggelar sunatan massal bukan hanya untuk anggota keluarga tetapi juga warga lain. Marzuki, Ketua Unit Pool Garuda menyatakan, bakti sosial memang masih dilakukan di sekitar pool Blue Bird, seperti perbaikan sarana umum jalan dan tempat ibadah. Dana kegiatan tentu dari SPPBG, meski mayoritas bantuan dari pihak perusahaan. “Untuk kegiatan sosial, seperti pemberian santunan kepada anak yatim, pengobatan massal kami dilibatkan,” tuturnya.

Terakhir mereka menggelar acara khitanan massal yang diikuti oleh sebanyak 311 anak pengemudi dan karyawan serta warga dari 18 pool se-Jabodetabek di aula serba guna kantor pusat Blue Bird Group, Mampangprapatan, Jakarta Selatan, pada 25-26 Juni 2011 lalu. Acara ini melibatkan Serikat Pekerja Perusahaan Blue Bird Group baik di Pusat maupun unit-unit di pool se-Jabodetabek.

Selama 39 tahun berkiprah, Blue Bird Group bukan saja berhasil membangun usahanya, melainkan juga mengangkat derajat profesi pengemudi. Itu sebabnya, mereka pantang memakai predikat sopir tetapi lebih memilih meyandang predikat pengemudi.

“Pengemudi itu adalah pekerjaan mulia, karena mereka mencari nafkah secara halal. Tugas para pengemudi di Blue Bird Group adalah melayani, bukan sekadar mengantar sampai tujuan. Mereka harus memiliki keahlian dan komunikasi yang baik untuk melayani pelanggan. Di BBG para pengemudi ini menjadi pekerjaan yang sederajat dengan profesi lainnya. Karena di tangan para pengemudi inilah kesalamatan penumpang, dan para pengguna jalan lainnya dipertaruhkan,” ujar Direktur Utama Blue Bird Group, dr H Purnomo Prawiro, Selasa (5/7)

Terkait dengan itu, Blue Bird Group memperlakukan pengemudi sebagai internal customer, yang harus dilayani sebaik mungkin oleh manajemen. Sebab, pada akhirnya para pengemudi ini juga akan memberikan layanan sebaik mungkin kepada external customer.
 
 
 
 
 
Sumber : WartaKota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Game Online

Taxi Truck

Play free Games - a game from Driving | Racing Games